Model Pembelajaran Ekspositori
Konten [Tampil]
A. Pendahuluan
Aliran psikologi
belajar yang sangat memengaruhi Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE) adalah
aliran belajar behavioristik. Seperti yang telah dijelaskan di muka, aliran
belajar behavioristik lebih menekankan kepada pemahaman bahwa perilaku manusia
pada dasarnya keterkaitan antara stimulus dan respon, oleh karenanya dan
implementasinya peran guru sebagai pemberi stimulus merupakan faktor yang
sangat penting. Dari asumsi semacam inilah, muncul berbagai konsep menurut
dapat memfasilitasi sehingga hubungan stimulus-respon itu bisa berjalan cara
efektif.
B. Konsep
dan Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
1. Konsep
Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Roy Killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi
pembelajaran langsung (direct insruction). Mengapa demikian? Karena dalam
strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak
dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.
Oleh karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka
sering juga dinamakan istilah strategi "chalk and talk".
Terdapat beberapa
karakteristik strategi ekspositori. Pertama, strategi ekspositori dilakukan
dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur
secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu
sering orang mengidentikannya dengan ceramah. Kedua, biasanya materi pelajaran
yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau
fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa
untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan
materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir
siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan
kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab
dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi
ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan
materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus
utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa.
Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori.
Strategi
pembelajaran ekspositori akan efektif manakala:
- Guru akan
menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus
dipelajari siswa (overview). Biasanya bahan atau materi baru itu
diperlukan untuk kegiatan-kegiatan khusus, seperti kegiatan pemecahan
masalah atau untuk melakukan proses tertentu. Oleh sebab itu, materi yang
disampaikan adalah materi-materi dasar seperti konsep-konsep tertentu,
prosedur, atau rangkaian aktivitas, dan lain sebagainya.
- Apabila guru
menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu,
misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran sehingga ia akan dapat
mengungkapkannya kembali manakala diperlukan.
- Jika bahan pelajaran
yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan, artinya dipandang dari
sifat dan jenis materi pelajaran memang materi pelajaran itu hanya mungkin
dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru, misalnya materi
pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus.
- Jika ingin
membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu. Misalnya, materi
pelajaran yang bersifat pancingan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.
- Guru menginginkan
untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan
praktik. Prosedur tersebut biasanya merupakan langkah baku atau langkah
standar yang harus ditaati dalam melakukan suatu proses tertentu. Manakala
langkah itu tidak ditaati, maka dapat menimbulkan pengaruh atau resiko
tertentu.
- Apabila seluruh
siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan
untuk seluruh siswa.
- Apabila guru akan
mengajar pada sekolompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah.
Berdasarkan hasil penelitian (Ross & Kyle, 1987) strategi ini sangat
efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan untuk anak-anak yang
memiliki kemampuan kurang (low achieving students).
- Jika lingkungan
tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa,
misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan
- Jika guru tidak
memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada
siswa.
2. Prinsip-prinsip
Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Dalam penggunaan
strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip tersebut dijelaskan di bawah ini.
1. Berorientasi
pada Tujuan
Walaupun
penyampaian materi pelajaran merupakan ciri dalam strategi pembelajaran ekspositori
melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa
tujuan pembelajaran; justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama
dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan
terlebih dahulu, guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan
terukur. Seperti kriteria pada umumnya.
tujuan
pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk yang dicapai oleh siswa. Hal ini
sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang tingkah laku dapat diukur
atau berorientasi pada kompetensi yang harus spesifik memungkinkan kita bisa
mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.
Memang benar,
strategi pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan
berpikir tingkat tinggi misalnya kemampuan untuk menganalisis mensintesis
sesuatu atau mungkin mengevaluasi sesuatu namun tidak berarti tujuan kemampuan
berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan, justpqru tujuan itulah yang harus
dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi ekspositori.
2. Prinsip
komunikasi
Proses
pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi yang menunjuk pada
proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau
sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini
adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai
sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.
Dalam proses
komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan
(informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan
efektif manakah pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh
dan sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif manakah dari penerima
pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan kesulitan menangkap
pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat menghambat
kelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan tersebut memungkinkan penerima
pesan (siswa) tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang
ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada
Proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat
penting untuk diperhatikan. Artinya bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar
setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan yang bisa mengganggu proses
komunikasi.
3. Prinsip
kesiapan
Dalam teori
belajar koneksionisme, "kesiapan" merupakan salah satu hukum belajar.
Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespon dengan
cepat dari Setia stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan;
sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang
muncul masalah dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik
dari hukum belajar ini adalah, agar siswa dapat menerima informasi sebagai
stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memposisikan mereka
dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran.
Jangan mulai kita
sajikan materi pelajaran manakala siswa belum siap untuk menerimanya. Seperti
halnya kerja sebuah komputer, setiap data yang dimasukkan akan dapat disimpan
dalam memori mana kalau sudah tersedia file untuk menyimpan data. Setiap kata
tidak mungkin dapat disimpan mana Kalau belum tersedia filenya. Oleh karena
itu, sebelum kita menyampaikan informasi terlebih dahulu kita yakin kan Apakah
dalam otak anak sudah tersedia file yang sesuai dengan jenis informasi yang
akan bisa sampaikan atau belum, kalau seandainya belum maka terlebih dahulu
harus kita sediakan dahulu file yang akan menampung setiap informasi yang akan
kita sampaikan.
4. Prinsip
berkelanjutan
Proses
pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu,
akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah
manakala melalui proses penyampaian yang dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan, sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau
menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
C. Prosedur
pelaksanaan strategi ekspositori
Sebelum diuraikan
tahapan penggunaan strategi ekspositori, terlebih dahulu diuraikan beberapa hal
yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan strategi ini
1. Rumuskan
tujuan yang ingin dicapai
Merumuskan tujuan
merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan guru. Tujuan yang ingin
dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesifik
yang berorientasi kepada hasil belajar. Tujuan spesifik, seperti yang telah
dijelaskan di atas, dapat memperjelas kepada arah yang ingin dicapai. Dengan
demikian, melalui tujuan yang jelas selain dapat memilih siswa dalam menyimak
materi pelajaran juga akan diketahui efektivitas dan efisiensi penggunaan
strategi ini.
Sering terjadi,
proses pembelajaran dengan cara bertutur, guru terlena dengan pembahasan yang
dilakukannya, sehingga materi pelajaran menjadi melebar, tidak fokus pada
permasalahan yang sedang dibahas. Dengan rumusan tujuan yang jelas, hal ini
tidak akan terjadi. Sebab tujuan yang harus dicapai akan menjadi faktor
pengingat bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran
2. Kuasai
materi pelajaran dengan baik
Penguasaan materi
pelajaran dengan baik merupakan syarat mutlak penggunaan strategi ekspositori.
Penguasaan materi yang sempurna akan membuat kepercayaan diri guru meningkat,
sehingga guru akan mudah mengelola kelas; ia akan bebas bergerak; berani
menatap siswa; tidak takut dengan perilaku perilaku siswa yang dapat mengganggu
jalannya proses pembelajaran; dan lain-lain. Sebaliknya, manakala guru kurang
menguasai materi pelajaran akan disampaikan, ia akan kurang percaya diri
sehingga ia akan sulit bergerak; takut melakukan kontak mata dengan siswa;
menjelaskan materi pelajaran serba tanggung dengan suara yang pelan dan miskin
ilustrasi dan lain sebagainya. Akibatnya? ia akan sulit mengatur irama dan
iklim pembelajaran. Guru akan sulit mengontrol dan mengendalikan
perilaku-perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
Agar guru dapat
menguasai materi pelajaran ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama,
pelajari sumber-sumber belajar yang mutakhir. Kedua, persiapkan materi
persiapkan masalah masalah yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi
pelajaran sampai detailnya. Ketiga, buatlah garis besar materi pelajaran yang
akan disampaikan untuk membantu dalam penyajian agar tidak melebar.
3. Kenali
medan dan berbagai hal yang dapat memengaruhi proses penyampaian
Mengenali lapangan
atau medan merupakan hal penting dalam langkah persiapan. Pengenalan medan yang
baik memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat
mengganggu proses penyajian materi pelajaran. Beberapa hal yang berhubungan dengan
medan yang harus dikenali diantaranya, pertama, latar belakang organisasi siswa
yang akan menerima materi, misalnya kemampuan dasar atau pengalaman belajar
siswa sesuai dengan materi yang akan disampaikan, minat dan gaya belajar siswa,
dan lain sebagainya. Kedua, kondisi ruangan baik, menyangkut luas dan besarnya
ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan ruangan itu
sendiri. Pemahaman akan kondisi ruangan itu diperlukan untuk mengatur tempat
duduk dan/atau untuk menempatkan media yang digunakan, misalnya di mana
sebaiknya layar OHP atau LCD disimpan, di mana sebaiknya gambar dipasang, dan
lain sebagainya.
Keberhasilan
penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk
bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.
Ada beberapa
langkah dalam penerapan strategi ekspositori yaitu:
- Persiapan
(preparation)
- Penyajian
(presentation)
- Menghubungkan
(correlation)
- Menyimpulkan
(generalization)
- Penerapan
(application)
1. Persiapan
atau preparation
Tahap persiapan
berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi
ekspositori, langkah persiapan merupakan makna yang sangat penting.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan strategi ekspositori
sangat tergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan persiapan adalah:
·
Mengajak siswa
keluar dari kondisi mental yang pasif.
·
Membangkitkan
motivasi dan minat siswa untuk belajar.
·
Melaksanakan
menggugah rasa ingin tahu siswa.
·
Menciptakan
suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka
Beberapa hal harus dilakukan dalam
langkah persiapan diantaranya adalah:
a) Berikan
sugesti yang positif dan hindari suggestion negative Memberikan sugesti yang
positif akan dapat membangkitkan kekuatan pada siswa untuk menembus rintangan
dalam belajar. Sebaliknya, sugesti yang negatif dapat mematikan semangat
belajar.
b) Mulailah
dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai, Mengemukakan tujuan sangat
penting artinya dalam setiap proses pembelajaran. Dengan mengemukakan
tujuan,siswa akan paham apa yang harus mereka kuasai serta mau dibawa ke mana
mereka. Dengan demikian tujuan merupakan pengikat baik bagi guru maupun bagi
siswa.
c) Bukalah
file dalam otak siswa, Bagaikan kerja sebuah komputer, data akan dapat disimpan
manakala sudah tersedia filenya. Demikian juga otak siswa, materi pelajaran
akan bisa ditangkap dan disimpan dalam memori manakala sudah tersedia file yang
sesuai. Artinya,sebelum kita menyampaikan materi pelajaran maka terlebih dahulu
kita harus membuka file dalam otak siswa agar materi itu bisa cepat ditangkap.
2. Penyajian
(presentation)
Langkah penyajian
adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah
dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru dalam penyajian ini adalah
bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah di rangkap dan dipahami oleh
siswa.
a) Penggunaan
bahasa
Penggunaan bahasa
merupakan aspek yang sangat berpengaruh untuk keberhasilan presentasi. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa. Pertama, bahasa
yang digunakan sebaiknya bahasa yang bersifat komunikatif dan mudah dipahami.
Bahasa yang komunikatif dan hanya mungkin muncul manakala guru memiliki
kemampuan bertutur yang baik. Oleh karenanya guru dituntut untuk tidak
menyajikan materi pelajaran dengan cara membaca buku atau teks tertulis, tetapi
sebaliknya sebaiknya guru menyajikan materi pelajaran secara langsung dengan
bahasanya sendiri. Keduag. dalam penggunaan bahasa guru harus memperhatikan
tingkat perkembangan audiens siswa. Misalnya penggunaan bahasa untuk anak SD
berbeda dengan bahasa untuk tingkat mahasiswa.
b) Intonasi
suara
Intonasi suara
adalah pengaturan suara sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Guru yang
baik akan memahami kapan ia harus meninggikan nada suaranya, dan kapan ia harus
melemaghkan suaranya. Pengaturan nada suara akan membuat perhatian siswa tetap
terkontrol sehingga tidak mudah bosan
c) Menjaga
kontak mata dengan siswa
Dalam proses
penyajian materi pelajaran,kontak kontak mata merupakan hal yang sangat penting
untuk membuat siswa tetap memperhatikan pelajaran. Melalui kontak mata yang
selamanya terjaga, siswa bukan hanya akan merasa dihargai oleh guru, akan
tetapi juga mereka seakan akan diajak terlibat dalam proses penyajian. Oleh
sebab itu, guru sebaiknya secara terus menerus menjaga dan memeliharanya.
Pandanglah siswa secara bergiliran. Jangan biarkan pandangan mereka pandangan
mereka tertuju pada hal-hal diluar materi pelajaran.
d) Menggunakan
joke-joke yang menyegarkan
Menggunakan joke
adalah kemampuan guru untuk menjaga agar kelas tetap hidup dan segar. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan job diantaranya. Pertama, joke
yang digunakan harus relevan dengan isi materi yang sedang dibahas. Kedua,
sebaiknya joke muncul tidak terlalu sering. Guru yang terlalu sering memunculkan
joke hanya akan membuat kelas seperti dalam suasana pertunjukan. Oleh sebab itu
guru mesti paham kapan sebaiknya ia memunculkan joke tertentu. Guru dapat
memunculkan joke apabila dirasa siswa sudah kehilangan konsentrasinya yang bisa
dilihat dengan cara mereka duduk yang tidak tenang, cara mereka memandang, atau
dengan gejala-gejala perilaku tertentu misalnya dengan memain-mainkan alat
tulis, mengetuk-ngetuk meja, dan lain sebagainya.
3. Korelasi
(correlation)
Langkah korelasi
adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa dan
dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya
dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan
untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki
struktur pengetahuan yang telah dimilikinya, maupun untuk meningkatkan kualitas
kemampuan berpikir dan kemampuan siswa.
Sering terjadi,
dalam suatu pembelajaran, setelah siswa menerima materi pelajaran dari guru, ia
tidak dapat menangkap makna untuk apa materi pelajaran itu dikuasai dan
dipahami; apa manfaat materi pelajaran telah disampaikan; bagaimana kaitan
materi yang baru disampaikan dengan pengetahuan yang telah ada telah lama
dirinya; dan sebagainya. Melalui langkah korelasi, semua pertanyaan tersebut
tidak perlu ada, sebab dengan mengaitkan materi pelajaran dengan berbagai hal,
siswa akan langsung memahaminya.
4. Menyimpulkan
(generalization)
Menyimpulkan
adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang disampaikan. Langkah
menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori,
sebab melalui langkah menyimpulkan siswa dapat akan mengambil intisari dari
proses penyajian.
Menyimpulkan
berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan.
Dengan demikian, siswa tidak merasa ragu-ragu lagi akan penjelasan guru. Kalau
diibaratkan dengan memasukkan data pada suatu proses penggunaan
komputer,menyimpulkan adalah proses men-save data tersebut, sehingga dimasukkan
akan tersimpan di memori, dan akan muncul kembali manakala dipanggil untuk
digunakan. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
pertama, dengan cara mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok
persoalan. Dengan cara demikian diharapkan siswa dapat dapat menangkap inti
materi yang telah disajikan. Kedua, dengan cara memberikan beberapa pertanyaan
yang relevan dengan materi yang telah disajikan. Dengan cara demikian,
diharapkan siswa dapat mengingat kembali ke seluruh materi pelajaran yang telah
dibahas. Ketiga, dengan cara mapping melalui pemetaan keterkaitan atau materi
pokok-pokok materi.
5. Mengaplikasikan
(aplication)
Langkah aplikasi
adalah langkah unauk kemampuan siswa setelah menyimak penjelasan guru. Langkah
ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran
ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi
tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang
biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya, pertama,dengan membuat tugas yang
relevan dengan materi yang telah disajikan. Kedua, dengan memberikan tes yang
sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
D. Keunggulan
dan kelemaghan strategi ekspositori
1. Keunggulan
a. Dengan
strategi pembelajaran ekspositori, guru bisa mengontrol urutan dan keluasan
materi pembelajaran. Dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh mana
siswa menguasai bahan pelajaran yang disajikan.
b. Strategi
pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang
harus dikuasai siswa cukup luas,sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar
terbatas.
c. Melalui
strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus bisa bisa melihat atau
mengobservasi.
d. Keuntungan
lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan
ukuran kelas yang besar.
2. Kelemahan
a. Strategi
pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak dengan baik. Untuk siswa yang tidak memiliki
kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain
b. Strategi
ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan perbedaan pengetahuan, minat dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
c. Karena
strategi ini lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan
interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
d. Keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung dengan apa yang dimiliki
guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme,
motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan
kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran
tidak mungkin berhasil.
e. Oleh
karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah,
maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan
sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan
Pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.
Post a Comment for "Model Pembelajaran Ekspositori"
Salam perkenalan