Mengenal Burung Walet
Konten [Tampil]
Ditinjau dari aspek ekonomis, walet merupakan sumber daya amat potensial untuk mendukung pendapatan asli daerah (PAD). Bagian dari walet yang mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah sarang yang terbuat dari air liur walet. Sarang walet produksi Indonesia sebagian besar diekspor ke Hongkong, Singapura, Amerika Serikat, Kanada, Taiwan, dan beberapa negara lain. Di antara negara produsen sarang walet lain seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam, Indonesia menyuplai sarang walet sebanyak 80% dari total kebutuhan dunia.
Saat ini diperkirakan produksi sarang walet Indonesia asal gua dan rumah walet yang berada di tengah kota sekitar 300 ton setahun. Harga sarang walet gua sekitar Rp 10 juta/kg dan sarang walet rumah Rp 20 juta/kg. Nilai jual walet dari tahun 1995-2011 berkisar Rp 50.000,00-Rp 250.000,0o per sarang, tergantung kualitas sarang dan permainan para tengkulak sarang walet. Pada umumnya, rumah walet yang dibangun dengan teknik yang benar akan didatangi walet dalam waktu yang tidak terlalu
Lama.
Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap. Terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil. Sayapnya berbentuk sabit yang sempit dan runcing. Sayap walet ini sangat kuat. Kakinya sangat kecil sehingga burung jenis ini tidak pernah hinggap di pohon. Paruhnya sangat kecil. Walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah- rumah yang cukup lembap, remang-remang sampai gelap. Walet menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagaitempat beristirahat dan berkembang biak.
Sarang walet, khususnya sarang putih yang dibuat oleh Aerodramus fuchipagus, sudah sangat terkenal di masyarakat dunia, terutama di daratan Cina. Di daerah tersebut, sarang walet sudah dikonsumsi sejak beberapa abad silam oleh para raja, tabib, dan pakar pengobatan. Selain sebagai makanan bergengsi yang digunakan untuk menjamu para tamu kehormatan, sarang walet juga diyakini dapat membuat awet muda, mencegah pengeroposan tulang, melancarkan saluran pernapasan, serta melancarkan peredaran darah ke otak, paru-paru, dan jantung Makanan ini juga diyakini dapat mencegah HIV dan kanker.
A. JENIS-JENIS WALET
Ada beberapa jenis walet yang dikenal di Indonesia yang dapat menghasilkan sarang. Namun, tidak semua sarang yang dihasilkannya bisa dikonsumsi dan memiliki khasiat. Beberapa jenis tersebut dapat dibedakan berdasarkan ukuran tubuh, suara, warna bulu, tingkah laku dalam membuat sarang, dan bahan yang digunakan dalam membuat sarang Semua jenis walet memiliki bentuk tubuh yang hampir sama. Sayap walet berbentuk bulan sabit, memanjang, dan runcing Ekornya bercabang dua. Belahannya ada yang dalam dan ada
pula yang dangkal.
Burung walet lebih suka menggantung pada batu-batu karang dengan menggunakan cakarnya yang tajam dan bersarang di gua-gua atau di langit-langit rumah. Oleh karena kebiasaan- nya hinggap di langit-langit rumah, orang "menjaringnya" agar burung ini mau bersarang di rumah yang didirikan. Berikut ini tiga jenis walet yang sarangnya dapat dikonsumsi
dan sangat berkhasiat.
1.Walet sarang putih (Aerodramus fuchipagus)
Jenis walet ini banyak diburu manusia untuk dijual sarangnya. Penyebarannya di alam meliputi daerah di Fillpina, Palawan, Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Bali Kebiasaan walet penghasil sarang putih di alam dalam mencari pakan dan gaya terbang dengan kepakan sayap yang kaku. Walet ini bersama kelompoknya cenderung mendiami tempat-tempat tertentu saja, seperti di celah-celah batu karang pantai atau gua-gua kapur yang dalam untuk tempat bersarang. Di dalam perkembangbiakannya, walet sarang putih menghasilkan dua butir telur dengan cangkang berwarna putih. Walet putih membentuk sarang dengan cara meleletkan liurnya hingga mengeras. Sarang yang hanya mengandung liur ini berwarna putih bersih dan bisa dimakan. Untuk mengenal walet sarang putih lebih dekat lagi, berikut ini ciri-ciri yang membedakannya dengan jenis lain.
1) Sosok besar.
2) Rentang sayap 24 cm.
3) Punggung hitam keabu-abuan.
4) Warna dada cokelat gelap
5) Suara nyaring, berbunyi "tek..tek...tek.".
6) Terbangnya melayang.
7)Terdapat sepasang kelenjar glandula salivales yang terletak di bawah lidah.
8) Terdapat radar ekonavigasi.
9) Sarang terbuat dari air lur.
10) Telur bulat panjang berukuran 2,014 cm x 1,352 cm dan beratnya 1,97 g
11) Telur jantan bentuknya lonjong, sedangkan telur betina bentuknya bulat.
12) Sepasang kakinya sangat lemah
13) Sepasang sayapnya sangat kuat.
14) Hidupnya di tempat gelap gulita.
15) Berkembang biak pada suhu lingkungan 27-29 C.
2. Seriti (Collocalia esculenta)
Ukuran tubuhnya hanya sekitar 10 cm. Burung ini agak berbeda dengan walet sarang putih ditinjau dari ukuran tubuhnya. Bentuk ekor tampak sedikit berbeda, yaitu memiliki belahan yang dangkal. Seriti suka sekali terbang berputar-putar pelan secara ber-kelompok. Di Jawa dan Bali seriti umumnya terdapat di semua ketinggian. Sama seperti walet lainnya, seriti juga termasuk pemakan serangga. Di antara jenis serangga yang dijadikan pakannya, tawon kiara adalah menu kesukaannya. Seriti umumnya membuat sarang dari daun, cemara, dan pinus yang direkatkan dengan sedikit air liur. Sarang ini dapat dimakan, tetapi perlu dibersihkan terlebih dahulu sebelum diolah. Walet jenis ini suka membuat sarang di tempat yang agak terang dekat mulut gua, celah-celah batu, atau sudut-sudut bangunan. Seriti menghasilkan dua butir telur. Di alam, seriti tersebar di kawasan Himalaya, Asia, Papua, dan Australia.
Ciri ciri lain dari seriti adalah sebagai berikut.
1) Sosoknya lebih kecil dibandingkan dengan burung walet sarang putih.
2) Punggung hitam mengilap.
3) Rentang sayap 19 cm.
4) Dada putih.
5) Suaranya tidak nyaring (bisu).
6) Terbangnya mengepak-ngepak.
7) Sarangnya terbuat dari dedaunan yang direkatkan dengan air liur.
8) Telurnya bulat pendek berukuran 1,733 cm x 1,106 cm dan beratnya sekitar 1,19 g
3.Walet gua (Aerodramus maximus)
Walet gua yang lebih dikenal dengan walet sarang hitam ini memiliki sarang berwarna hitam. Belahan ekor tidak dalam. Kakinya ditutupi bulu-bulu secara merata. Bulu kaki inilah yang membedakannya dari jenis walet lain. Namun, di tempat terbuka walet gua agak sulit dibedakan dengan walet putih. Kebutuhan pakannya dipenuhi dengan menangkap serangga-serangga kecil sambil terbang. Burung ini membentuk sarang berwarna kehitaman yang tersusun dari bulu yang direkatkan dengan air liur pada gua batu kapur. Jenis walet ini banyak dijumpai di pantai-pantai berkarang,bahkan bisa ditemukan di daerah perkotaan. Walet ini tersebar di Himalaya bagian timur, Filipina, Palawan, Kalimantan, Sumatera, dan jawa. Perkembangbiakannya sekali dalam setahun. Jumlah telur yang dihasilkan sebanyak dua butir.
Ciri -ciri lain dari walet gua adalah sebagai berikut
1) Ukuran panjanyg tubuh sekitar 12 cm
2) Rentang sayap 24 cm
3)Bulunya berwarna cokelat gelap dengan
cokelat kelabu.
4) Sepasang kakinya sangat lemah
5) Sepasang sayapnya sangat kuat
6) Suaranya mendicit dan tidak nyaring
7) Sarangnya terbuat dari bulu burung yang direkat dengan air liurnya
8.telur bulat panjang dengan ukuran 2,014 cm x 1,352 cm dan beratnya sekitar 1,97g.
9) Telur betina bulat, sedangkan telur jantan lonjong
10) Memiliki ekonavigasi (radar).
Sumber :Memancing walet dengan sarang kertas karton.
Post a Comment for "Mengenal Burung Walet"
Salam perkenalan